Monday, 13 July 2015

Pantun Melayu Daerah Bangka



 
zonabangkabelitung.com images
Pantun (Jawi: ڤنتون) merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata “patuntun” dalam bahasa Minangkabau berarti “petuntun”. Pantun juga dikenal dalam bahasa Jawa dikenal sebagai Parikan, dalam bahasa Sunda dikenal dengan Paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai Umpasa. Salah satu budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Bangka yaitu budaya pantun. 

Secara umum, pantun terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata dan bersajak akhir dengan pola a-b-a-b atau  a-a-a-a. Pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama dan dua baris terakhir merupakan isi. Dalam sampiran kerap kali berkaitan dengan alam. Keterhubungan antar baris dalam sampiran hanya untuk mengantarkan sajak/rima. Isi merupakan tujuan dari pantun itu sendiri.

banjarmasin.tribunnews.com images
Masyarakat Bangka sering menggunakan pantun Melayu. Pantun Melayu merupakan pantun yang digunakan oleh bangsa Melayu yang memiliki karakter  bergembira dalam senyum, marah tetap santun, dan bicara sering menggunakan pantun. Pada zaman dahulu, pantun menduduki tempat yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pantun banyak digunakan dalam permainan, hubungan percintaan, upacara peminangan, pernikahan, upacara adat dan acara hajatan lainnya. Pantun memiliki fungsi sebagai pemelihara bahasa dan fungsi kata, melatih kemampuan alur berpikir, meningkatkan pergaulan, dan penyampaian nilai-nilai masyarakat. Filosofi pantun yaitu “ Adat berpantun, pantang melantun” yang mengisyaratkan bahwa pantun memiliki nilai-nilai sosial bukan imajinasi semata.


Sekarang pantun di Bangka dapat ditemui pada acara pernikahan, acara pariwisata, lomba pantun, dan acara budaya.

Beberapa contoh pantun Melayu yang dituturkan oleh masyarakat Bangka yaitu:

Bunga rampai di dalam puan
Buluh perindu di atas gunung
Adakah sampai kepadamu tuan?
Rindu kekanda tidak tertanggung.

Ayam disabung jantan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di darat ikan di laut
Dalam belanga bertemu jua.

Pegi ke kebon lewat utan
Di tengah jalan ade kayu melintang
Saat waktu yang ditentukan
Ku ingen ketemu kek abang.


Burung irian burung cendrawasih. Cukup sekian dan terimakasih. 
(Vau-G/http://bapang007.blogspot.com)


Referensi
5. ^ Pelestarian Bahasa Melayu Bangka Belitong Melalui Pendidikan Sebagai Wujud Pelestarian Identitas Masyarakat Melayu Bangka Belitong, http://indrawadi.blogspot.com/2014/10/pelestarian-bahasa-melayu-bangka.html

No comments:

Post a Comment