Tuesday, 8 December 2015

Legenda Festival Chong Yang

Legenda Festival Chong Yang - cultural-china.com images
Pada zaman Dinasti Han, di daerah Sungai Ru He (汝河)tinggal  seorang petani muda bernama Huan Jing yang bekerja menggarap sawah untuk menghidupi anak-istri beserta kedua orang tuanya. Walaupun belum ada kemajuan berarti , namun hidupnya  cukup bersahaja, dan hidup tenteram.

Pada suatu hari, seluruh kampung Huan Jing terkena musibah. Banyak orang terserang penyakit demam tinggi  hingga tak lama kemudian telah merenggut banyak jiwa, termasuk putra dan kedua orangtuanya. Huan Jing sungguh sangat sedih. Akhirnya dapat diketahui bahwa wabah penyakit tersebut berasal  dari makhluk jahat penyebar penyakit. Makhluk jahat itu bernama Wen Mo (瘟魔).Makhluk ini tinggal di sungai Ru He. Pada setiap kemunculan makhluk ini, maka akan terjadi wabah penyakit.

Setelah mengetahui hal ini, Huan Jing bertekad untuk membasmi makhluk jahat yang telah mendatangkan malapetaka. Huan Jing berangkat untuk berguru  kepada seorang dewa yang memiliki kesaktian tinggi. Dewa ini bernama Fei Chang Fang yang tinggal di Gunung sebelah Tenggara.

Penuh perjuangan dengan melintasi banyak rintangan baik menyebrang sungai, mendaki gunung tinggi nan terjal, tanpa peduli siang maupun malam, hujan dan terik matahari, Huan Jing tetap berjalan terus mencari Sang Dewa.

Pada suatu hari, ketika duduk melepas lelah, tiba-tiba ada seekor bangau yang terbang dan berdiri di atas batu tak jauh dari tempat duduk Huan Jing. Sang Bangau berulang kali mengangguk-anggukkan kepala kepadanya. Kemudian terbang kembali, namun turun lagi sambil menganggukkan kepala kembali. Huan Jing pun tergerak untuk berjalan mengikuti Sang Bangau. 

Tak lama berjalan mengikuti Sang Bangau, Huan Jing  sampai di sebuah gubuk yang terpampang tulisan “ Gubuk Fei Chang Fang”. Huan Jing sungguh terkejut bercampur gembira. Segera ia mengetuk pintu, namun tak ada yang membuka. 3 hari berturut-turut tanpa ada yang membukakan pintu. Bahkan dari dalam tidak terdengar suara sedikitpun. Keesokan hari, barulah pintu terbuka. Tampaklah seorang Kakek dengan rambut dan jenggot yang  telah memutih. Ia mempersilahkan Huan Jing masuk . Sang Kakek Dewa telah tahu maksud kedatangan Huan Jing. Sang Kakek  ingin mengajarkan ilmu untuk dapat menumpas makhluk jahat.

Sang Kakek Dewa terlebih dahulu mewariskan sebuah Pedang  Naga Hijau. Setiap hari dengan tekun, Huan Jing berlatih kung fu, teknik pedang dan merapal mantera-mantera sakti.

Satu tahun pun telah berlalu. Sang Kakek Dewa memanggil Huan Jing dan menyampaikan sebuah amanat penting. Pada tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek, makhluk jahat akan muncul kembali untuk mengganggu rakyat. Huan Jing diminta untuk segera kembali dan menumpas makhluk tersebut.

Huan Jing pun menyanggupi dan yakin akan mampu mengalahkan makhluk jahat. Sebelum berangkat, Sang Kakek Dewa berpesan agar sebelum matahari terbit, seluruh penduduk telah meninggalkan rumah dan segera naik mendaki ke tempat yang tinggi untuk menghindari malapetaka. Ada 2 macam bekal yang dititipkan Sang Kakek yaitu satu kantung “ Zhuyu” dan satu guci “Arak Chrysanthemum”. Seluruh penduduk harus meminum arak dan menyimpan sedikit  Zhuyu di baju.
Arak Chrysanthemum bisa menangkal berbagai macam penyakit, sedangkan Zhuyu  yang harum, mampu membuat makhluk jahat menjadi enggan untuk mendekat. Papar Sang Kakek Dewa Fei Chang Fang panjang lebar.

Agar cepat mencapai tujuan, Huan Jing berangkat dengan menaiki Sang Bangau. Segera sesampai di kampung halaman, Huan Jing menghimpun penduduk untuk melaksanakan seperti apa yang telah dipesan oleh Sang Kakek Dewa.

Keesokan hari, semua penduduk telah mendaki gunung. Huan Jing menunggu seorang diri , kedatangan makhluk jahat di perkampungan.

Festival Chong Yang Menikmati Alam Pegunungan - traditions.cultural-china.com images
Siang hari, Sang Makhluk Jahat benar-benar muncul dari sungai. Sang Makhluk heran dengan kondisi kampung yang sepi. Setelah melihat situasi sekitar, baru terlihat jika para penduduk ada di gunung. Ketika bermaksud mendekat, Sang makhluk menjadi urung niat. Tercium aroma Zhuyu yang menyengat penciumannya. 

Sang makhluk kembali mencari penduduk yang mana masih tertinggal di perkampungan. Ketika mencari, bertemulah ia dengan Huan Jing. Muncul keinginan yang kuat Sang Makhluk Jahat untuk memakan Huan Jing. Hal ini membuat Sang Makhluk menjadi lengah dan berhasil dikalahkan oleh Huan Jing.

Para penduduk sangat senang dan gembira atas keberhasilan Huan Jing menumpas Sang Makhluk Jahat.Akhirnya,  para penduduk dapat kembali ke rumah masing-masing dengan penuh kegembiraan dan menjalani hidup dengan aman, damai serta tenteram. )…( Vau-G/www.bapang007.blogspot.com)


Referensi:
1.          ^ Husen TKS, Cerita Rakyat dalam Masyarakat Tionghoa,  Penerbit Tekad Mandiri, 2013.
2.           ^ Asal Usul Festival Chong Yang (Chong Yang Jie), http://dinaviriya.com/legenda-cerita-asal-usul-festival-chong-yang-jie/, dinaviriya, diakses 1 Desember 2015, Jam 19.30 WIB.


1 comment: