Tuesday, 20 October 2015

Kisah Mak Per - Dongeng Rakyat Bangka



Di  sebuah desa di Penagan ( 50 Km dari Pangkalpinang), hiduplah seorang tukang ramal bernama Mak Per bersama dengan istrinya, Mak Udak. Mak Per adalah tukang ramal yang termasyhur di daerah Penagan. Mak Per mempergunakan alat berupa labu dan parang yang tak bergagang untuk meramal.

Berita ini pun terdengar oleh Raja dari Kota Kapur (60 Km dari Pangkalpinang) dan berminat untuk menguji kemampuan Mak Per. 

Mak Per disuruh menghadap Raja dan diminta untuk menebak isi dari suatu peti yang ada di kapal Raja dalam waktu 7 hari. Jika berhasil, Mak Per akan diangkat menggantikan Raja dan mendapatkan 10 kapal layar. Tetapi, bila tidak dapat menebak, Mak Per akan dihukum.

Mendengar hal ini, Mak Per menjadi bingung dan takut. Ia segera mencari cara agar dapat menebak isi peti itu. Setelah berpikir, akhirnya Mak Per memutuskan untuk pergi ke kapal mencari tahu isi di dalam peti. 

Selama 6 hari, Mak Per menguping pembicaraan, namun belum juga berhasil. Pada hari ke-tujuh, barulah salah seorang anak buah kapal bercerita mengenai isi peti yang berupa seekor ayam berbulu putih dengan balung merah dan kakinya berwarna kuning.

Bagaikan kejatuhan rezeki, Mak Per pulang sambil bersiul-siul dan tertawa-tawa sendiri. Mak Udak mengira Mak Per kerasukan roh jahat dari laut.

Keesokan harinya, Mak Per dijemput pengawal untuk menghadap Raja. Sesampainya di istana, labu dan parang tak bergagang segera disiapkan. Mak Per mulai berkomat-kamit membacakan mantra sambil mengayunkan parangnya di atas labu. Tiba-tiba Mak Per berteriak-teriak seperti orang kerasukan roh.

Mak Per berhenti sejenak. Sementara itu, Raja dan rakyat menanti dengan hati berdebar-debar. Tiba-tiba saja Mak Per berkata lagi, “I…i… isi peti ini, ayam ber…bulu pu…tih, ba…ba…lungnya merah, kakinya kuning.

Rakyat dengan berdebar-debar menyaksikan kejadian itu. Ketika peti dibuka, ternyata isinya seekor ayam putih, balungnya merah, dan kakinya kuning.

Sesuai dengan janjinya, Raja menyerahkan istana dan 10 kapal kepada Mak Per. Namun Mak Per adalah orang yang baik. Ia hanya meminta harta sebagai gantinya. Jadilah Mak Per dan Mak Uda, orang yang kaya-raya dan hidup berbahagia.

Kesimpulan:

Cerita ini merupakan dongeng.
Pesan yang dapat diambil dari cerita ini adalah sifat sombong untuk mencoba kemampuan orang lain adalah sifat yang tidak baik yang akan merugikan diri sendiri. Kita harus bersikap rendah hati sehingga hidup kita akan menjadi baik dan bahagia. (Vau-G/www.bapang007.blogspot.com).

Referensi:
1.      ^ Rina Hendra Salam dan Seno Budiharto, Seri Pendidikan Budaya – Cerita Rakyat dari Bangka (Sumatra Selatan) , Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1997.
2.      ^ Cerita Mak Per -  Cerita Rakyat Sumatera Selatan, http://astribukuanak.blogspot.co.id/2014/05/kisah-mak-per-cerita-rakyat-sumatera.html
3.      ^ www.jawaban.com images


No comments:

Post a Comment