Welcome to Bapang007! On this blog, we explore the richness of Bangka's traditions, culture, and history. We present stories that bring cultural heritage to life. Discover also the fascinating history of the various cultures that have shaped Bangka's identity. Join us on this journey to gain a deeper understanding of the beauty and uniqueness of Bangka. Happy reading and may you be inspired!
Friday, 28 March 2014
Dunia Cabai
Cabai atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus capsicum.Dalam peradaban manusia, cabai sudah ditemukan kurang lebih 6.000 tahun yang silam dari laporan yang berjudul Starch Fossil and the Domestication and Dispersal of Chili Peppers (Capsicum spp.L.) in the Americas.
Berdasarkan atas temuan mikrofosil bubuk cabai dalam hidangan suku Indian Zapotec di tujuh lokasi berbeda di Kepulauan Bahama hingga bagian selatan Peru.Pada zaman itu biasa menyimpan cabai dalam keadaan segar atau mengeringkannya terlebih dahulu untuk kemudian digunakan sebagai bumbu beragam masakan.
Di kalangan suku-suku purba di Amerika Latin, cabai memiliki posisi penting. Dalam America’s First Cuisines,bahwa cabai ada nyaris di setiap tempat di Amerika Latin. Suku-suku asli selalu membubuhkan cabai ke dalam makanan mereka.
Bagi orang-orang Aztec, cabai adalah salah satu bentuk kenikmatan hidup.Ketika para pemimpin agama suku Aztec berpuasa untuk memuja para dewa,cabai menjadi salah satu bahan yang harus dihindari.
Cabai juga pernah dijadikan senjata dalam perang oleh orang-orang Indian.Menyerang benteng yang dibangun Christopher Colombus di Pulau Santo Domingo dengan melontarkan buah-buah labu yang diisi campuran abu kayu dan cabai yang telah ditumbuk. Orang-orang Indian menggunakan asap cabai sebagai senjata. Asap cabai yang dibakar juga dipakai sebagai disinfektan sekaligus obat antiserangga yang cukup mujarab.
Penyebaran cabai ke seluruh dunia dipelopori Christopher Colombus. Ketika bertolak pulang ke Spanyol dari Amerika Latin, Colombus membawa biji-biji cabai untuk dipersembahkan kepada Ratu Isabella dari Spanyol. Sebetulnya Colombus ingin membawa lada hitam, yang saat itu merupakan komoditas sangat mahal.Dari Spanyol biji cabai mulai merambah Eropa lalu dunia.
Manguelonne Toussain-Samat dalam A History of Food menulis, untuk orang-orang Eropa yang sensitif terhadap cabai, terasa terlalu panas.Sehingga cabai tidak digunakan dalam makanan. Orang Jerman dan Prancis bagian utara menggunakan cabai untuk menambah rasa ke dalam bir sekaligus mengawetkannya. Orang Inggris menggunakan cabai untuk membuat acar. Tapi di Afrika, Arab, dan Asia, cabai menjadi komoditas yang sangat populer. Cabai meresap dan melengkapi berbagai hidangan makanan.
Menurut Wendy Hutton dalam Tropical Herbs and Spices of Indonesia, orang-orang Portugis-lah yang membawa dan memperkenalkan biji-biji cabai ke Indonesia pada abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Namun ada beberapa hal yang terlihat bahwa cabai sudah dikenal di Indonesia jauh sebelumnya. Arkeolog Titi Surti Nastiti dalam Pasar di Jawa Masa Mataram Kuno Abad VII-XIV mengungkapkan, teks Ramayana abad ke-10 telah menyebut cabai sebagai salah satu contoh jenis makanan pangan. Di masa Jawa Kuno, cabai juga menjadi komoditas perdagangan yang langsung dijual.
Labels:
Ilmu Pangan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment