![]() |
Kue Cak-cak |
Ko Tung merupakan salah satu perayaan China Bangka. Dimana
menandai waktu Ko Ngian telah tiba. Dan sebagai tanda masa-masa sulit telah
lewat yang beralih melintasi masa bahagia yaitu Ko Ngian. Ada kepercayaan dalam
bahasa Khek , ‘ Lan Tung, Mo Lan Ngian -
[ Lan berarti hancur atau rusak yang
dapat diasosiasikan ke jalan yang tanah becek akibat hujan, atau kondisi cuaca
yang tidak baik].’ Secara umum, jika Ko
Tung hujan, maka Ko Ngian tidak hujan.”. Demikian pula sebaliknya.
Kue cak cak atau sakjan menjadi makanan saat Ko Tung.
Berbahan tepung ketan putih. Ada juga yang menggunakan bahan ubi dan kentang.
Kuahnya dengan jahe yang dicampur gula merah [gule kabung]. Cak cak sendiri
memiliki pengertian sebagai kue bohongan [mainan] dalam bahasa Bangka (
Icak-icak). Terkadang menjadi bahan untuk humor di kalangan keluarga dan
teman-teman.
Pada saat memasuki Ko Tung, siang hari berlangsung lebih
singkat. Dan malam berlangsung lebih panjang. Hal ini didasarkan pada saat
perhitungan awal dari panjang pendeknya bayangan matahari dari alat yang bernama
‘Gui’. Hari Ko Tung jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember penanggalan Masehi.
Memakan kue cakcak ada seninya. Untuk memakan pertama kali
menyesuaikan dengan usia ditambah satu buah cak cak. Usia berdasarkan penanggalan imlek. Setelah
habis, mau menambahkan dapat sesuai dengan keinginan. Yang kerepotan tentu para
orang lanjut usia. Penambahan 1 buah dari usia, dengan harapan usia bertambah
panjang 1 tahun ke depan. Atau dapat pula dengan jumlah 12 butir ditambah 1
butir cak-cak sebagai berkah.
Keseruan muncul ketika seluruh anggota keluarga berkumpul
membantu untuk membuat cak cak. Dimana bersama memulung cak cak hingga bundar.
Ketika muncul cerita seru sambil gotong royong membuat cak cak. Memulung sambil
duduk di lantai. Ketika yang usia tua akan bangkit, kadang muncul sakit di kaki
atau pinggang. Yang berusia muda, belum mengerti dan suka menertawai. Padahal
itu proses alamiah kehidupan. Suatu masa yang muda akan mengalami usia tua dan
tentu sakit akan muncul.
Secara tradisi setelah selesai membuat kue cak cak, keluarga
akan menyajikan sebagai salah satu persembahan sembahyang ke klenteng terdekat.
Baru dinikmati di lingkungan keluarga. Kue cak cak tidak dibuat oleh keluarga
yang sedang berduka. Tidak diperbolehkan untuk membeli. Namun boleh menerima
kue cak cak dari para kerabat di luar keluarga inti dan para sahabat.
Secara tradisional, kue cak cak dikonsumsi bersama-sama
dalam keluarga. Rasa kebersamaan dan kesatuan yang saling memiliki. Semoga
tradisi ini dapat menjadi acuan pada zaman modern ini. Orang akan sibuk dengan gadgetnya
sendiri. Duduk dalam satu meja, namun tidak saling berinteraksi. Padahal
interaksi dan komunikasi penting dalam menjaga kerukunan dalam keluarga.
Ketika phubbing [sikap mengabaikan orang lain yang
berinteraksi dengan kita. Karena perhatian sibuk teralihkan ke gadget
masing-masing, Kuaranita,2020] . Kualitas interaksi yang berkurang, menurunkan
komunikasi. Korban akan merasa tidak dihargai dan terisolir. Ini yang menjadi
perpecahan dalam keluarga.
Mari dalam momen Ko Tung ini, selain berbagi kue cak cak, kita menikmati
kue cak cak dalam satu pembicaraan hangat. Hanya keluarga, kue cak cak, tanpa gadget.
Membangun kembali interaksi dan komunikasi yang hangat dalam keluarga. Secara
umum, jika jatuh pada tanggal 22 Desember, akan bersamaan dengan Hari Ibu. Selamat
hari Ko Tung dan Hari Ibu. (Vau-G)
No comments:
Post a Comment