Monday 21 December 2015

Tradisi Perayaan Ko Tung dan Sak Jan Bangka

Sak Jan - www.pinterest.com images

Perayaan Ko Tung  (过冬) atau Guo Dong adalah nama lain festival Dong Zhi oleh orang Hakka -Tionghoa Bangka. Sedangkan Sak Jan ( Onde ) atau Siet Yuan adalah sebutan untuk Tang Yuan. Makanan yang terbuat dari tepung beras ketan ataupun ubi yang disajikan dengan air jahe gula kabung (aren). Terkadang dicampur daun pandan supaya aromanya lebih wangi. Sak Jan ada yang diberi warna merah selain berwarna putih. Rasanya sangat nikmat, membuat tubuh menjadi hangat dan stamina kuat. Tahun 2015 ini, Orang Tionghoa Bangka merayakan Ko Tung bertepatan dengan Hari  Ibu Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Desember.

Perayaan Ko Tung akan mengingatkan bahwa satu bulan lagi akan tiba Ko Ngian (Tahun Baru Imlek)
Ada kepercayaan, jika pada hari Ko Tung cuaca cerah, maka pada waktu Ko Ngian akan hujan. Dan jika pada hari itu hujan, maka akan sebaliknya.


Legenda  Sak Jan menurut orang Tionghoa Bangka

Konon ada seorang ayah yang mempunyai seorang anak perempuan tunggal. Mereka hanya tinggal berdua. Sang Ayah adalah seorang nelayan yang sering pergi melaut dan meninggalkan anaknya seorang diri.

Suatu ketika, Sang Ayah akan pergi berlayar jauh, namun ia tidak tega meninggalkan anaknya seorang diri. Sang Ayah menjadi bimbang. Akhirnya ia memutuskan untuk menitipkan anaknya ke rumah saudagar kaya. Sang Anak sementara waktu bekerja di sana sambil menunggu kepulangan Sang Ayah.

Ketika mereka tiba di rumah saudagar kaya tersebut, mereka mendapatkan suguhan Sak Jan. Sang Ayah berjanji akan segera pulang dan menjemput Sang Anak.

Namun sampai berselang beberapa tahun, Sang Ayah tetap tak kunjung datang. Untuk mengingatkan Sang Ayah, anaknya membuat Sak Jan dan ditempelkan di depan pintu rumah. Berupa dua buah bulatan Sak Jan yang ditempel . Akan tetapi, Sang Ayah tetap tak pernah kembali lagi. ( disadur dari Taufik Salim – Tokoh Masyarakat Tionghoa Bangka )

Selamat Hari Raya Ko Tung, jangan lupa makan Sak Jan… (Vau-G/www.bapang007.blogspot.com).

Referensi:
1.       ^ Rika Theo dan Fennie Lie, Kisah Kultur dan Tradisi Tionghoa Bangka, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2014.  
2.       ^ Happy Winter Solstice, http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/2585-happy-winter-solstice, Budaya Tionghoa, Diakses tanggal 12 Desember 2015, Jam 22.00 WIB.
3.       ^Sejarah Tionghoa Bangka Belitung (Thong Ngin Hak Ngin), https://id-id.facebook.com/sejarah.tionghoa.indonesia.bangka.belitung/posts/10150434608726314, facebook.com,Diakses tanggal 12  Desember 2015, Jam 21.30 WIB.
4.       ^ Hari Ini Warga Tionghoa Makan Onde-onde,
http://bangka.tribunnews.com/2012/12/21/hari-ini-warga-tionghoa-makan-onde-onde, Bangka pos, Diakses tanggal 12 Desember 2015, Jam 21.30 WIB.
5.       ^ Siakjan (Ronde) Bangka Belitung Ko Tung, https://bukjam.wordpress.com/, Bangka Urang Kite Jitjong A.M., Diakses tanggal 12 Desember 2015, Jam 22.00 WIB.
6.       ^ Bangka Belitung BUKJAM Community (B3C), https://de-de.facebook.com/Bangka.Belitung.BUKJAM.Community/posts/347570538592343, facebook.com, Diakses tanggal 12 Desember 2015, Jam 22.30 WIB.


1 comment: