Setelah Depati Bahrin menyerah, Belanda mengangkat anak sulung Bahrin yaitu Amir menjadi pengganti. Depati Amir membawahi daerah Mendara dan Mentadai (Merawang).Tetapi Depati Amir tidak mau tunduk kepada Belanda.Akhirnya tgl 17 Desember 1848, Depati Amir mendapat undangan jaksa Abang Muhammad Arifin ke Pangkalpinang. Ketika menginap di rumah Demang Abang Abdurrasjid di Sungai Rangkui.Belanda bermaksud menangkap Depati Amir.Tetapi usaha tersebut gagal.
Sejak itu, Depati Amir bergerilya melawan Belanda.Hal ini banyak mendapat dukungan dari rakyat.Beberapa kali,Depati Amir hampir dapat ditangkap, tetapi gagal.
Setelah pertempuran besar di hutan Gunung Maras, dua pengikut setia Depati Amir yaitu Panglima Awang dan Bujang Singkip memutuskan untuk bergabung dengan Batin Tikal di Kampung Gudang. Hal ini memperlemah kekuatan Depati Amir. Pada Desember 1851, Depati Amir menyerahkan diri kepada Belanda.Depati Amir beserta keluarganya diasingkan ke Kupang, Pulau Timor.
Sumber: Legenda dalam Sejarah Bangka-Sutedjo Sujitno
Selamat datang di Bapang007! Di blog ini, Anda menjelajahi kekayaan tradisi, budaya, sistem kepercayaan, kebijaksanaan kuno dan sejarah Bangka. Kami menyajikan cerita-cerita yang menghidupkan warisan budaya. Temukan juga sejarah menarik dari berbagai budaya yang telah membentuk identitas Bangka. Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang keindahan dan keunikan Bangka. Selamat membaca dan semoga terinspirasi!
Monday, 30 June 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment