Daging merupakan bahan makanan yang mengandung gizi tinggi yang baik
untuk tubuh manusia. Karena kandungan zat gizinya tersebut, daging juga
merupakan media atau tempat yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembang-biakan kuman-kuman, baik kuman yang dapat menyebabkan
pembusukan daging ataupun kuman yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan manusia.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan dasar untuk memilih daging yang baik dan sehat adalah sebagai berikut:
Untuk daging sapi, kerbau, domba, kambing dan babi, memiliki
cap dari Dinas Peternakan atau Dinas yang memiliki fungsi Kesehatan
Masyarakat Veteriner (Kesmavet) yang menyatakan “BAIK”. Berdasarkan
peraturan, cap wajib diberikan pada daging setelah pemeriksaan kesehatan
di RPH.
Cap untuk daging sapi berbentuk lingkaran, di dalam lingkaran
terdapat tulisan, bagian atas terdapat nama RPH, bagian tengah terdapat
tulisan "baik, baik bersyarat, baik diawasi, atau afkir".Kemudian
di bagian bawah terdapat Nomor Kontrol Veteriner. Hal ini diatur dalam
Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 413/Kpts/TN.310/7/1992 tentang
Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya.
Cap untuk daging babi berbentuk segi enam, di dalam segi enam
tersebut terdapat tulisan: bagian atas terdapat nama RPH, bagian tengah
terdapat tulisan "baik, baik bersyarat, baik diawasi, atau afkir",
kemudian di bagian bawah terdapat Nomor Kontrol Veteriner. Hal ini
diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor
295/Kpts/TN.310/7/1992 tentang Pemotongan Babi dan Penanganan Daging
Babi dan Hasil Ikutannya.
Contoh design cap/stempel daging
Warna Daging
Warna daging adalah salah satu kriteria penilaian mutu daging yang
dapat dinilai langsung. Warna daging ditentukan oleh kandungan dan
keadaan pigmen daging yang disebut mioglobin dan dipengaruhi oleh jenis
hewan, umur hewan, pakan, aktivitas otot, penanganan daging dan
reaksi-reaksi kimiawi yang terjadi di dalam daging.
Warna daging sapi segar yang diingini adalah warna merah cerah. Warna
daging babi segar yang diingini adalah keabuan, dan warna daging ayam
segar yang diingini adalah putih keabuan.
.
Kondisi Permukaan Daging
Daging segar memiliki permukaan daging yang lembab, tidak basah,
tidak kering dan tidak ada lendir. Selain itu daging yang bermutu
ditandai dengan permukaan daging yang bersih, bebas dari kotoran-kotoran
yang nampak oleh mata. Daging yang kotor akan mudah rusak atau busuk.
Bau
Bau daging dipengaruhi oleh jenis hewan, pakan, umur daging, jenis
kelamin, lemak, lama waktu, dan kondisi penyimpanan. Bau daging dari
hewan yang tua relatif lebih kuat dibandingkan hewan muda, demikian pula
daging dari hewan jantan memiliki bau yang lebih kuat daripada hewan
betina.
Suhu Penyimpanan Daging
Setelah proses pemotongan, sangat dianjurkan agar daging disimpan
pada suhu dingin 4oC untuk mempertahankan mutu daging serta
untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan dan perkembang-biakan kuman.
Daging yang disimpan pada suhu 0-2 oC dapat bertahan selama 2-3 hari (daging dikemas). Untuk daging giling yang disimpan pada suhu 4 oC akan bertahan sampai 12 jam.
Apabila daging dijual tanpa pendingin (suhu ruang di Indonesia sekitar 27-32 oC),
sebaiknya daging tersebut disimpan atau dibiarkan tanpa pendinginan
tidak lebih dari 6 jam. Jika daging dibiarkan lebih dari 6 jam tanpa
didinginkan, maka jumlah kuman pada daging tersebut telah melewati batas
yang diperbolehkan.
Untuk memproduksi daging yang bermutu, biasanya setelah proses pemotongan dilakukan pendinginan (chilling), dan dilakukan proses pematangan daging, atau dikenal dengan istilah aging atau conditioning. Pendinginan daging dilakukan pada suhu –1 sampai 1 oC selama 24-36 jam sehingga suhu bagian dalam daging mencapai suhu 4 oC,setelah 24-36 jam.
Pematangan dilakukan antara proses pendinginan dan pembekuan (freezing).
Tujuan pematangan adalah untuk memberi kesempatan terhadap berlangsungnya
reaksi-reaksi kimiawi di dalam daging, sehingga daging akan memiliki
mutu yang optimum, karena daging memiliki keempukan yang sangat baik,
serta memiliki cita rasa dan aroma yang lebih baik. Proses pematangan ini
sebaiknya dilakukan dengan menggantung daging pada ruang bersuhu 0 oC selama 14 hari, atau pada suhu 2-3 oC selama 10-12 hari, atau pada suhu 4 oC selama 6 hari, atau pada suhu 9-10 oC
selama 1-3 hari. Pematangan pada suhu dingin sangat dianjurkan untuk
menghambat pertumbuhan dan perkembang-biakan kuman-kuman pada daging.
No comments:
Post a Comment