Monday 21 April 2014

Transliterasi Manuskrip Haji Idris

Isi transliterasi manuskrip Haji Idris (1861) : "Fasal yang keduapuluh lima"

Menyatakan sebab dua asal bangsawan orang Melayu yang tersebut tinggal menjadi kepala di Mentok pulau Bangka dan sebut keluar timah. Maka bermula tempat dua Sultan berdiri kerajaan di tanah Palembang serta nama Sultan Anom Ratu Qomaruddin dan satu Sultan Palembang Lama dalam ini dua kerajaaan tiada mufakat, tetapi itu Sultan Ratu Qomaruddin ada banyak saudaranya maka satu dari saudaranya yang bernama Sultan Ratu Machmud Badaruddin tiada menjadi mufakat itu dua Sultan dengan sebab itu dia sakit hati sudah cari akal keluar dengan delapan belas buah perahunya serta beberapa Menteri yang suka dibawahnya dengan niat mencari bantuan hendak memukul Palembang mau menjadi Sultan sendirinya sebab dia saudaranya yang lebih tua.Maka lebih dulu ia keluar dari Palembang dan singgah di Belinyu, tinggal satu bulan di Panji.Dari situ dia sudah berangkat berlayar pergi di tanah Melayu sampai ke negeri Johor. Maka Ratu Machmud Badaruddin serta sudah menyerahkan dirinya kepada Sultan Johor dan Baginda Sultan Johor-pun terima dengan segala baik jadi sahabat serta saudaranya. Kemudian maka Ratu Machmud Badaruddinpun sudah minta pertolongan kepada Sultan Johor buat membantu ia hendak memukul saudaranya di Palembang.Tetapi Sultan Johor tiada mau menolong itu, sebab ia mau memukul saudaranya sendiri tetapi jikalau  Ratu Machmud Badaruddin mau memukul lain kerajaan Baginda mau menolong itu atau jikalau tadinya di mana negeri yang di bawah Johor yang Ratu Machmud Badaruddin mau menjadi raja, Sultan Johor mau karuniakan.Maka dengan sebab itulah tiada dihasil permintaan Ratu Machmud Badaruddin. Maka di dalam tiga bulan Ratu Machmud Badaruddin tinggal bersahabat dengan Sultan Johor seperti saudara dengan bersuka-sukaan saban hari meleinkan segala raja-raja dan menteri hulubalang yang dibawah Baginda itu tiada menyukakan hal Sultan Machmud Badaruddin, maka dengan hal demikian itu ditanah Johortempat itu sudah hilang kehormatannya Sultan Johor melainkan termasyhurlah Sultan antero Johor dengan sebab itu raja-raja yang tersebut itu jadi cemburuan dan sakit hati, maka mufakat raja-raja yang di bawah Sultan Johor sudah beberapakali menyentuh supaya ditundung itu Sultan Ratu Machmud Badaruddin keluar dari...(Transliterasi oleh KMS H.Jamil, Pangkalpinang).



Sumber : Legenda dalam Sejarah Bangka-Sutedjo Sujitno


No comments:

Post a Comment