Wednesday 2 July 2014

Benteng Kuto Panji Belinyu





Benteng Bongkap atau dikenal oleh Masyarakat Belinyu adalah Benteng Kuto Panji. Benteng yang didirikan oleh seorang pelarian Tiongkok, Bong Khiung Fu, lebih dari empat abad yang silam. Benteng Bongkap itu terletak di kampung Kusam, Kelurahan Kutopanji sekitar 2 Km dari pusat kota Belinyu.

Alkisah, seorang raja wilayah yang kikir dan bengis yang bernama Bong Khiung Fu yang memerintah di daerah Tibet. Selama pemerintahannya ia telah menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, antara lain dengan pemberlakuan  pajak yang sangat tinggi sehingga menyebabkan rakyat semakin menderita. Hal ini ternyata diketahui oleh Kaisar Khian Lung yang bertahta di propinsi Fukian setelah mengadakan perjalanan meninjau negeri-negeri kekuasaannya.

Awal diketahui kejahatan Bong Khiung Fu ini bermula dari sebuah peristiwa besar yang dikenal dengan Thai Nau Ban Fa Leu atau Insiden Hotel Seribu Bunga, dimana sang Kaisar marah besar dengan putera angkat Bong Khiung Fu yang bernama Cok Hin. Dari peristiwa itulah akhirnya segala kejahatan Bong Khiung Fu mulai terungkap. Hal itu membuat kaisar Khian Lung marah besar. Sang kaisar memutuskan  untuk menangkap Bong Khiung Fu. Bong Khiung Fu melarikan diri bersama para pengikutnya beserta membawa putri kesayangannya yang bernama Bong Lili yang berumur enam tahun. Bong Khiung Fu membohongi penduduk dengan alasan mencari bahan makanan pokok ke Nanyang.

Dalam pelariannya, Bong Khiung Fu membawa semua harta kekayaannya dengan menggunakan tiga buah kapal layar besar dan tiga buah kapal layar kecil. Ia singgah di Taiwan, Muangthai dan Semenanjung Malaya serta beberapa kali merapat di perairan Selat Gaspar dan Selat Sunda. Akhirnya dia merapat di pelabuhan Karanglintang yang terletak di hulu Sungai Desa Kutopanji Belinyu.

Sejak itulah Bong Khiung Fu berniat untuk mendirikan tempat tinggal di utara Pulau Bangka yang aman bagi rombongannya. Pada saat itu Pulau Bangka termasuk wilayah kekuasaan Sultan Mahmud Badaruddin.

Atas izin dari Sultan Mahmud Badaruddin, akhirnya Bong Khiung Fu menetap di Kutopanji dan mendirikan sebuah benteng yang megah dan indah. Benteng itu dikerjakan kurang 149 minggu. Benteng ini mempunyai sembilan buah ruangan di dalamnya dan delapan belas sumur serta mempunyai pintu gerbang yang menghadap ke Timur Laut.

Bong Khiung Fu bergelar Kapitan Bong atau Bongkap. Dia memulai usahanya dengan membuka tambang timah, perkebunan karet dan lada yang amat luas dengan memperkerjakan banyak kuli yang didatangkan dari Pulau Jawa.

Kekuasaan Bong Khiung Fu mengalami keruntuhan sekitar akhir abad ke 17. Para bajak laut yang berasal dari Pulau Philipina, mendengar di Pulau Bangka ada seorang hartawan yang memiliki kekayaan berlimpah ruah.Mereka melakukan penyerangan ketika Bongkap dan anak buahnya sedang berada di Malaysia untuk menjual hasil timah dan lada.

Kejadian itu menyebabkan Sang Puteri Bong Khiung Fu nekat melakukan bunuh diri terjun ke dalam salah satu sumur, setelah membuang harta kekayaan mereka ke dalam sumur yang lain. Sejak kejadian itu pula Bongkap yang semula kikir menjadi orang yang dermawan. Namun kondisi kesehatannya menurun drastis dan mulai sakit-sakitan serta suka menyendiri.

Bong Khiung Fu akhirnya wafat di Malaysia pada tahun ke 59 jaman pemerintahan Kaisar Khian Lung di daratan Tiongkok. Sampai hari ini sisa reruntuhan benteng tua itu masih berdiri sunyi dalam kepekaan kabut misteri yang tak terjawab. Berdiri dalam kesepian dan keterasingan menunggu diambrukkan oleh waktu. Untuk menghargai jasa-jasa Bongkap, dibuatlah sebuah makam di dalam benteng ini. Bongkap memiliki seorang perwira tinggi yang berasal dari Muangthai  bernama Siaw Nyuk Chan.

Ketika dalam perjalanan menuju Nanyang mereka diserang badai yang hebat di Laut Cina Selatan yang menyebabkan kapal mereka nyaris tenggelam. Kemudian Nyuk Chan mengeluarkan sepasang pusaka warisan leluhur yang berupa sebilah keris Thai dan pedang China. Setelah itu Nyuk Chan mengangkat kedua senjatanya ke langit dan membaca mantra akhirnya angin dan ombak langsung reda sehingga kapal mereka melanjutkan perjalanan kembali. Sejak peristiwa itulah Bongkap mengangkatnya menjadi tangan kanannya.

Tidak jauh dari reruntuhan benteng Bongkap ini terdapat sebuah kelenteng kecil yang didirikan oleh Bong Khiung Fu. Di dalam kelenteng ini terdapat sepasang patung Thai Pak Kung yang dibawa dari daratan Tiongkok. Di samping kelenteng ini juga terdapat sebuah sumur tua yang menjadi sumber air bagi penduduk di sekitar kelenteng. Sumur ini tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau panjang. 
 
 
Sumber: http://zonabangkabelitung.blogspot.com

No comments:

Post a Comment